Karya penelitian ilmiah sangat relevan dalam pengetahuan teoretis dan untuk memecahkan masalah praktis sehingga ketika meninjau informasi yang terkait dengan subjek, ternyata seluas itu tersebar. Sedemikian rupa sehingga para ahli di lapangan memperdebatkan relevansi pengembangan semacam pendekatan awal yang akan merangkum aspek-aspek dasar fundamentalnya. Oleh karena itu, diberikan pengenalan didaktik awal, pada prinsip-prinsip teoritis, metodologis dan praktis lebih disesuaikan dengan pengertian konsep dan pengembangan praktis yang diterapkan dalam proyek penelitian ilmiah.
Penelitian ilmiah dipahami sebagai pencarian jawaban atau solusi atas pertanyaan atau masalah nyata atau abstrak, melalui penalaran manusia atau penalaran intelektual. Proses penelitian ilmiah didukung oleh akal dan akal sehat, harus objektif dan tidak memihak, sehingga hasilnya dianggap valid.
Empat kondisi dasar mencirikan studi penelitian ilmiah: rasa ingin tahu, disiplin, mistik, dan etika. Keingintahuan memotivasi ilmuwan untuk menyelidiki area atau fenomena yang tidak diketahui, yang dianggap tidak terlalu penting di mana solusi dari masalah tertentu dapat ditemukan. Disiplin menunjukkan ketertiban, organisasi dan ketekunan dalam bidang pekerjaan. Mistisisme menunjukkan sikap rajin dan “cinta” terhadap penelitian dan etika yang sedang berlangsung, itu adalah kejujuran dan transparansi dalam penerapan prinsip dan teknik teoretis. Dengan keempat unsur tersebut, seseorang yang memiliki pengetahuan di bidang pekerjaan, fasilitas dan instrumentasi yang diperlukan dapat melakukan penyelidikan yang sangat penting.
Untuk memulai suatu karya penelitian ilmiah, harus ada pengetahuan umum tentang subjek penelitian dan metodologi yang tepat untuk melakukan analisis, seperti: observasi (terkontrol dan sistematis). Metode penelitian ilmiah menjadi prosedur di mana pengetahuan objektif yang nyata dapat diperoleh yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan alami yang muncul secara berurutan. Sebuah metode ilmiah berutang premis untuk ilmu pengetahuan dan akan selalu dikaitkan dengan pengetahuan ilmiah.
Tujuan Metode Ilmiah
Pengetahuan, deskripsi dan prediksi fenomena. Menguraikan secara obyektif keberadaan proses dan tautan internal dan eksternal masing-masing, dengan maksud untuk secara umum memperdalam pengetahuan yang diperoleh dan dengan demikian secara rasional menunjukkan verifikasinya dengan eksperimen dan teknik aplikasi yang sesuai.
Karakteristik Metode Ilmiah
Ini adalah metode teoretis.
Ini sistematis: pengertian ketertiban dan disiplinnya yang luas menjamin tingkat yang sangat andal, valid, dan dapat diterima untuk direproduksi.
Induktif dan deduktif: didasarkan pada pengalaman dan pengamatan langsung dalam perolehan data objektif yang diperlukan, untuk mendokumentasikan pengetahuan yang diperoleh.
Menerapkan pemeriksaan kritis: ilmuwan mengarahkan hasilnya ke uji empiris (pengalaman dan pengamatan), hasilnya ditinjau dengan cermat dan hampir tidak pernah definitif.
Itu melingkar: teori dan pengalaman berinteraksi terus menerus, yaitu teori memberi makan pengalaman dan ini pada gilirannya menopang teori, untuk menghasilkan umpan balik yang memungkinkan akumulasi pengetahuan yang diperbarui.
Kendalikan faktor-faktor yang tidak berhubungan langsung dengan variabel tetapi yang dapat mempengaruhinya.
Tahapan Metode Ilmiah
Observasi: situasi, subjek atau fenomena yang akan dipelajari dievaluasi dengan cermat, melalui indera atau melalui alat-alat ilmiah.
Definisi dan pendekatan masalah: alasan topik atau fenomena yang akan dipelajari didefinisikan, dengan merumuskan pertanyaan yang koheren dan disesuaikan. Harus dinyatakan secara rasional, menggunakan istilah ilmiah yang jelas, spesifik dan memadai.
Perumusan hipotesis: memerlukan pernyataan yang lebih terstruktur, yang berisi hubungan objektif dari variabel-variabel yang terlibat. Ini seperti penjelasan masalah menurut apa yang diketahui. Suatu hipotesis dapat dirumuskan sebagai suatu tujuan atau maksud yang ingin dicapai.
Pengumpulan dan analisis data: ini adalah tahap di mana sampel atau informasi yang akan dipelajari diperoleh dengan cara yang berbeda.
Perbandingan data yang diperoleh dengan pernyataan hipotesis.
Kesimpulan: jika hasil investigasi bertepatan dengan hipotesis, itu akan dianggap dikonfirmasi. Jika tidak, akan ditentukan bahwa dalam hasil yang diperoleh hipotesis ditolak, kembali ke tahap kedua di mana solusi baru yang mungkin untuk masalah akan dipikirkan kembali.
Prediksi baru: ditambahkan baru-baru ini dan mengacu pada kemungkinan masalah baru yang mungkin timbul dari hasil yang diperoleh.